السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ



M
enjadi Abdi Negara yang ditugaskan di bagian selatan Pulau Kalimantan merupakan salah satu pengalaman yang berarti bagi saya. Disanalah saya menikmati yang namanya hidup bebas dari kemacetan dan keramaian layaknya kota-kota besar di Pulau Jawa. Selama hampir 5 tahun sudah saya tinggal di kota Pelaihari yang merupakan salah satu kota kecil di bagian selatan provinsi Kalimantan Selatan. Disana saya bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Pelaihari yang bertugas menyalurkan dana APBN di wilayah kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.


Foto KPPN Pelaihari
Sumber: dokumen pribadi


Jika kita tipe orang yang tidak begitu suka dengan keramaian, sebenarnya Pelaihari merupakan salah satu pilihan kota yang cocok untuk tempat tinggal. Dengan keadaan kota yang asri dan masih hijau, ditambah tidak adanya kemacetan Pelaihari menjadi salah satu kota yang mungkin bisa jadi kota idaman. 

Akan tetapi ditahun 2015 kemarin, ada musibah yang menimpa kota Pelaihari. Kabut Asap yang disebabkan kebakaran hutan mengakibatkan jalanan kota Pelaihari menuju kota Banjarmasin penuh kabut. Selama saya bermukim di Pelaihari, tahun 2015 kemarin merupakan salah satu musibah kabut asap terparah yang terjadi.


Sangat disesalkan kenapa musibah Kabut Asap ini bisa terjadi, penyebab kabut asap ini diakibatkan karena terjadi nya kebakaran hutan gambut di wilayah Banjarmasin, dimana sebenarnya lokasinya cukup jauh dari kota Pelaihari. Namun karena kebakaran hutan yang terjadi cukup luas mengakibatkan asap yang ditimbulkan sangat banyak dan menyebar diseluruh kota di Provinsi Kalimantan Selatan. Hampir sebagian wilayah di Kalimantan Selatan ada lahan gambut. 


Pada umumnya lahan gambut sulit terbakar, akan tetapi saat dikeringkan gambut sangat mudah terbakar karena kandungan karbon yang cukup tinggi. Lahan gambut yang terbakar dapat berubah menjadi tungku api raksasa yang menghasilkan asap tiga kali lebih besar dari kebakaran biasa.

Lalu siapa yang TEGA membakar lahan gambut ???

Kebakaran lahan gambut tersebut meskipun tak semua disengaja, akan tetapi banyak ditemukan kebakaran lalu gambut disebabkan oleh ulah perusahaan nakal. Mereka membakar hutan untuk dijadikan lahan pertanian baru. Dengan mengeringkan lahan gambut tersebut, ditambah lagi oleh musim kemarau di wilayah Kalimantan Selatan, mereka sangat mudah dan sangat senang membakar hutan tersebut, yang apinya dapat bertahan hingga berminggu-minggu.

Penampakan Lahan Gambut yang terbakar
Asap yang dihasilkan dari kebakaran lahan gambut diwilayah Banjaramasin akan menyebar juga ke seluruh wilayah di sekitarnya. Tak terkecuali Pelaihari, kota yang kurang lebih berjarak 60 km terkena dampak asap juga. Beberapa foto dibawah ini merupakan sedikit potret kejadian  yang sempat saya abadikan di jalanan kota Pelaihari menuju Banjarmasin.

Jalanan hampir tidak terlihat karena tertutup asap.




Cuplikan diatas merupakan sedikit rekaman video yang sempat saya abadikan dari dalam mobil. Hampir jalanan tidak terlihat karena kabut asap yang memenuhi jalanan. Kabut asap yang terjadi di tahun 2015 merupakan salah satu kabut asap yang menimbulkan dampak yang lingkungan yang sangat besar, selain itu saya baca di koran ada beberapa balita meninggal diakibatkan dampak kabut asap ini.
Sangat menyedihkan  dan miris sekali. :'(





Lalu apakah kita sebagai warga negara hanya bisa diam melihat kejadian seperti ini ???
Dan apakah pemerintah juga diam saja ???.
Ternyata tidak kawan-kawan. Pemerintah sedang bekerja keras guna menanggulangi masalah kebakaran hutan ini.
Seperti yang pernah saya baca di harian kompas,  Presiden Joko Widodo menegaskan, bahwa beliau terus memantau proses pemadaman kebakaran lahan dan hutan di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Presiden Jokowi menyebut, proses pemadaman dilakukan melalui darat, udara, dan pembuatan kanal bersekat untuk perendaman lahan gambut.
"Saya senang pembuatan kanal bersekat untuk rewetting (perendaman) lahan gambut terus dilakukan di Kalimantan, Jambi, dan Riau," ucap Presiden Jokowi.



Selain itu juga saat ini sedang ada pengembangan "water bag" yang dapat digunakan untuk memadamkan api. Alatnya menyerupai penyemprotan pupuk pada petani. Teknologi ini membutuhkan air sebanyak-banyaknya atau istilahnya rewetting gambut. Jadi mungkin nantinya BalitbangPU atau Kementerian PUPR bisa membangun fasilitas penampungan air / kanal di dekat-dekat lahan gambut.
Pembangunan sekat kanal untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan diiringi penerapan teknologi yang tepat guna. Ini demi mencegah air terkuras dan menjaga kelembaban gambut, sehingga mencegah meluasnya kebakaran hutan yang menimbulkan kabut asap yang berbahaya bagi lingkungan maupun kita sendiri.

Pembangunan Sekat Kanal Lahan Gambut

Selain upaya tersebut diiringi juga deteksi dini titik api yang disebut INITIA. Sistem tersebut dikembangkan bekerja sama dengan Persatuan Sarjana Kehutanan Indonesia (Persaki). Teknologi yang digunakan yakni memanfaatkan pantauan satelit NOAA dan Terra Aqua.

Pendeteksian Titik Api dengan pantauan Satelit




Yang patut dibanggakan dimana salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah berbagai teknologi tepat guna yang dikembangkan di Tanah Air. Di antaranya adalah Sambuponti dan Nyapar, yang dikembangkan praktisi pemadaman di Indonesia. Penggunaan alat-alat tersebut akan membuat proses pemadaman api lebih efisien dan efektif karena biaya produksinya tidak mahal. Di sisi lain, pengendalian kebakaran hutan menjadi semakin cepat meski dalam areal yang luas.


Sambuponti diciptakan oleh General Manager Fire Protection PT Finantara Intiga, Sambusir. Kunci efektivitas Sambuponti adalah bentuknya yang berupa gabungan dari empat jenis penyemprot sekaligus. Yaitu penyemprot tunggal, spray jauh, spray dekat, dan penyemprot gambut dalam. Biasanya penyemprot-penyemprot tersebut terpisah-pisah. Berkat bentuknya itu pula, pemadam tak perlu selalu menggenggam Sambuponti. Alat ini cukup diletakan di titik target untuk selanjutnya diawasi, Berkat efektivitasnya, pengoperasian Sambuponti tak butuh banyak personil. Untuk selang sepanjang 500 meter, hanya dibutuhkan petugas lima orang saja. Padahal normalnya butuh hingga 15 orang. Rahasia lain efektivitas Sambuponti adalah sistem sambungan antar perangkat yang mudah. 
Keren Kan Inovasinya... :)


Tentu saja sudah saatnya kita harus melakukan solusi permanen, dan bukan solusi jangka pendek lagi.  Ayo! bantu sebarkan kabar ini karena nyatanya masih banyak orang yang belum tahu, khususnya banyak dari kita yang berada di luar wilayah bencana, dan menganggap hal ini adalah hal yang sepele. Dengan cara tersebut, kita memberikan urgensi, tidak hanya ke masyarakat, tapi juga ke pemerintah, untuk bertindak lebih tegas dan lebih berani. Seperti mengetatkan izin pembukaan lahan, menindak keras para perusahaan nakal dan membuat data kehutanan dapat diakses publik, sehingga hutan kita dapat dilindungi.

Ini bukan cuma tugas Pemerintah dan Kementerian PUPR saja, tetapi menjadi tugas kita juga sebagai warga negara Indonesia untuk menjaga lingkungan disekitar kita, demi masa depan anak kita kelak. :)




Sumber:
Pengalaman Pribadi

Referensi:
Harian Kompas

Graphics:
Edited by me

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
 
Andika R. Prasetia★ ANDIKAPRASETIA ★ © 2013. All Rights Reserved
Top